By: Iwan Subhan
Ditengah-tengah kehidupan yang semakin maju dengan teknologi, tantangan
dakwah menjadi semakin berat, serangan ghazwul fikri dari kalangan barat/ musuh
islam semakin menjadi, membabibuta menyerang umat Islam dari berbagai arah. Mereka
yang tidak senang pada Islam merusak ummat dengan 3F yakni Food, Fun, dan
Fashion.
Sasaran utama mereka adalah generasi muda Islam/ kaum remaja, karena
cenderung masih mudah diarahkan dan diwarnai. Berbicara remaja maka paling
mudah diserang melalui 3F tadi, Food, Fun dan Fashion (Makanan, Hiburan dan Pakaian).
Semua serangan pemirikan tersebut tujuannya hanya satu yakni agar muslim
menjauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjadi sumber kekuatannya. Sehingga mereka
menjadi lemah. Dan ketika Muslim jauh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah maka Allah
bukan lagi menjadi tujuan utamanya, bukan lagi menjadi sumber kebahagiaan bagi
mreka, melainkan materi lah yang menjadi tujuan mereka, menjadi sumber
kebahagiaan baru mereka.
Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, sudah saatnya kita para generasi
muda sadar dan bangkit dari keterpurukan ini. Dakwah menjadi satu-satunya jalan
untuk menyadarkan umat dan membawa mereka kepada jalan yang sesuai dengan
syariat Islam.
Dakwah ini tidak hanya menjadi tugas para Ulama, Kiyai dan para Santri
saja, tetapi ini adalah kewajiban kita semua selaku muslim.
Namun demikian, tidak semua orang mampu mengemban amanah dakwah ini, dan
hanya orang-orang yang dipilih Allah sajalah yang akan mampu mengembannya. Karena
dakwah ini adalah amanah dari Allah, pekerjaan paling mulia, proyek dan warisan
dari para nabi dan rasul yang notabene adalah insan pilihan, dan
pertanggungjawabanannya pun langsung kepada Allah. Maka pantaslah Allah hanya
mengamanahkan dakwah ini hanya kepada ummat terbaik pilihanNya saja.
Pekerjaan dakwah ini tidak bisa dibandingkan dengan pekerjaan apapun.
Orang yang terlibat di jalan dakwah ini disebut Khowasul Ummah/ ummat pilihan.
Orang akan terbawa mulia oleh pekerjaannya, berkorban demi dakwah, maka kita harus
berbangga melibatkan diri kita dalam pekerjaan dakwah ini.
Pekerjaan utama kita adalah berdakwah. Adapun profesi kita, baik itu
sebagai pengusaha, pedagang, karyawan, guru, PNS dan lain sebagainnya adalah sebagai
sarana kita untuk berdakwah. Karena berdakwah tidak melulu harus di mesjid, atau
di majelis taklim saja, tetapi luas, mencakup semua ranah, seperti di jalanan,
perkantoran, lingkungan sekitar, sekolah lingkungan pemerintahan dan lain-lain.
Dan dakwah pun tidak melulu harus dengan memberikan ceramah, karena mungin
tidak semua dari kita mumpuni dalam bidang tersebut. Tetapi seperti yang telah diajarkan
oleh Rasulullah SAW dakwah juga bisa dilakukan dalam bentuk perbuatan, dakwah
bil hal.
Seluruh aktifitas keseharian hidup kita diatur oleh Islam, dari mulai bangun
tidur sampai dengan tidur lagi. Seorang ayah atau pemimpin keluarga harus memberikan
contoh yang baik bagi istri dan anak-anaknya, seorang guru harus menjadi suri
tauladan yang baik bagi murid-muridnya, seorang pemimpin harus menjadi teladan
bagi rakyatknya.
Rasulullah SAW sebagai panutan dan suri tauladan terbaik bagi kita telah
mengajarkan bagaimana menjadi seorang muslim yang baik yang kehidupannya sesuai
dengan pedoman Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Fase hidup kita mulai dari alam rahim (alam kesucian), alam dunia dan
alam kekal nanti di akhirat. Ada tiga hal mengenai hidup kita di dunia ini,
pertama, hidup adalah pilihan. Jalan mana yang akan kita tempuh, yang baik atau
kah yang bathil, beriman ataukah kafir.
Kemudian yang kedua hidup adalah ujian. Belum bisa dikatakan seseorang itu
beriman sebelum ia diuji, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat
Al-Ankabut ayat 2-3 “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan
mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji?”. Semakin tinggi
kualitas iman seseorang, semakin tinggi pula ujiannya.
Dan yang ketiga, hidup adalah pembauran, manusia tergantung pengaruh
lingkungannya, apakah seseorang akan mampu mewarnai lingkungannya dengan
kebaikan ataukah justru dia yang akan terwarnai oleh pengaruh buruk
lingkungannya.
Kita tidak boleh salah dalam memilih, jangan gagal dalam ujian, dan
jangan terpengaruh atau terkontaminasi oleh pengaruh buruk lingkungan. Konsep hidup
terbaik adalah yang sesuai dengan syari’ah Islam. Perkuat benteng keimanan
kita, keutuhan iman kita harus terbawa sampai kita mati.
Seorang mukmin lahir dalam keadaan beriman sebanyak 2 kali, sedangkan
kafir hanya 1 kali. Hal ini maksudnya setiap manusia di alam rahim ada dalam
keaadaan suci, dan lahir ke dunia sebagai seorang bayi yang juga masih suci, belum
terkontaminasi oleh pengaruh-pengaruh lingkungan, faham ataupun pemikiran luar.
Ini merupakan lahir yang pertama, antara mukmin dan kafir sama-sama terlahir
dalam keaadaan suci.
Kemudian seiring dengan perjalanan hidup di dunia, setiap manusia akan
dihadapkan dalam berbagai pilihan, ujian dan juga pengaruh dari lingkungan
sekitarnya. Sehingga setelah ia meninggal dunia, dan kemudian Allah bangkitkan
kembali di akhirat kelak, seorang mukmin akan Allah bangkitkan kembali dalam
keaadan beriman dan akan mendapatkan balasan berupa kebahagiaan yang tiada tara.
Sedangkan seorang kafir akan dibangkitkan lagi dalam keadaan kafir dan akan
mendapat siksaan sebagai pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukannya
selama hidup di dunia.
Pertanyaannya, berada di kelompok manakah kita? Jika kita ingin menjadi
tentara Allah maka berdakwahlah, masuk dalam barisan dakwah. Jangan minder
menjadi seorang Da’I, karena pekerjaan seorang Da’i itu sangat mulia dan tidak
bisa dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Kerangka berfikir kita adalah “Barang
siapa yang menunjukkan seseorang ke jalan Allah, maka itu lebih baik dari apapun”
Dakwah itu dapat dianalogikan seperti main bola, akan sulit bila
bergerak sendiri, dan harus dilakukan secara berjamaah, terstruktur dan yang
menjadi goalnya/ tujuannya adalah Ridho Allah swt.
Amanah dakwah ini dibebankan kepada para pemuda, kenapa pemuda? Karena masa-masa
muda ini adalah masa paling produktif, masa dimana seseorang berada pada kondisi
Golden Age/ usia keemasannya. Dimana seseorang memiliki semangat yang tinggi,
fisik yang kuat dan fikiran yang masih fresh belum banyak terkontaminasi. Dan Rasul
dan para sahabat pun berdakwah pada saat mereka adalah seorang pemuda.
Kita sebagai generasi muda harus bisa diandalkan, dan konsisten/
istiqomah dalam berdakwah, apapun profesi kita, jadikan itu sebagai sarana untuk
berdakwah. Sebuah pertanyaan yang harus ditanyakan kepada diri kita
masing-masing “Maukah kita menjadi bagian dari tentara Allah, yang berdakwah
menyerukan tegaknya Diinullah?”. Untuk jawaban dikembalikan kepada diri kita masing-masing!
Yang jelas Ada atau tiadanya kita, dakwah akan tetap berjalan, karena dakwah
adalah proyek langslung dari Allah swt yang diembankan hanya kepada orang-orang
pilihanNya. Dan kita tinggal pilih “bergerak atau tergantikan”.
Kata Kunci: Peran pemuda dalam dakwah. Pemuda Muslim, Pemuda dan dakwah, Dakwah Islam
Kata Kunci: Peran pemuda dalam dakwah. Pemuda Muslim, Pemuda dan dakwah, Dakwah Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar